Bagi anda yang tinggal didaerah Kecamatan Batanghari dan sekitarnya, tentu tidak asing dengan pasar yang satu ini, letaknya di pinggir desa Banjarrejo 38 berbatasan dengan desa Bumiharjo 39 dibagian timur dan selatan dengan saluran irigasi yang membelah menjadi dua kecamatan Batanghari.
Pasar yang usianya hampir sama tuanya dengan berdirinya desa-desa disekitarnya, tetap konsisten dengan segala kesederhanaanya, berdiri tegar ditengah himpitan pasar-pasar modern yang bisa kita liat bermunculan dimana-mana bahkan sampai kepelosok-pelosok.
Begitu kita hadir, Suasana tradisional sangat terasa dipasar ini, ramah tamah, proses jual belinya yang senda gurau antara sesama pedagang dan pembeli, suasana yang tidak akan kita dapatkan di pasar modern.
Berbagai kebutuhan sehari-hari dijual dipasar ini , Makanan Pokok; Beras, Tiwul (yang sepertinya susah ditemukan di pasar modern 🙂 ), Sayuran, bumbu dapur sampai kebutuhan rumah tangga lainnya seperti pakaian, makanan siap saji atau kebutuhan keseharian lainya bagi masyarakat sekitar yang rata-rata petani.
Ada yang unik (bagi sebagian kita tentunya), pasar ini akan dimulai pada pagi-pagi buta, para pedagang dari berbagai daerah disekitar Kecamatan Batanghari datang untuk menjajakan dagangannya, tetapi ketika Matahari mulai naik sepenggalan maka aktivitas pasar mulai berhenti, kira-kira Pkl. 09-an pasar akan terlihat lengang, karena para pedagang (terutama pedagang sayuran) akan melanjutkan menjual daganganya kepasar Induk di Kota Metro yang jaraknya hany sekitar 3 Km, tepat tengah hari aktivitas pasar akan berhenti total.
Walaupun demikian, Pasar ini tetap menjadi “primadona” bagi masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan kesehariannya, dan itu semua bisa didapat dengan harga yang sangat murah. Maka tak heran setiap paginya, suasana pasar terlihat ramai sekali.
Semoga keberadaan pasar ini akan tetap ada, juga pasar-pasar tradisional lainnya, dan bagi anda yang ingin berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar ini, pastikan waktu anda jangan melewati jam 9 pagi karena jika tidak maka kita akan ketinnggalan pasarnya, ketinggalan murahnya, ketinggalan ramahnya. (and)
*foto-foto koleksi th 2013, jauh sebelum pandemi mewabah
One Response to Pasar Templek 38, Yang Tak Lekang Oleh Zaman