Bukankah kita semua sepakat bahwa membaca adalah jendela dunia?
Bukankah kita semua sepakat bahwa membaca bisa membawa diri berpetualang menyusuri semesta?
Bukankah kita semua sepakat bahwa membaca menghadirkan kerendahan hati pada insani?
Bukankah kita semua sepakat bahwa membaca dapat mencipta warna pelangi?
Sejenak kita mengenang masa lalu
Bahwa Allah ingin mendidik, mengajarkan dan memberikan cinta pada sang kekasih melalui Wahyu pertamanya yang terekam pada QS. Al- Alaq 1-5, yang memerintahkan kepada seluruh umat manusia untuk membaca. Dan tahukah? Bahwa anak- anak merupakan investasi terbesar, sang generasi penerus bangsa penakluk Roma. Karena “Anak – anak adalah pesan yang akan kita kirimkan ke masa depan yang tak akan kita temui” ~ J Kennedy.
Apa yang kita tanam itu lah yang dituai. Salah satu penanaman itu dengan “kepedulian”. Mencipta kepedulian salah satu dengan “bacaan”.
Lalu bagaimana bisa menjadikan “membaca semudah tersenyum?
Sedikit bercerita bahwa kondisi wabah covid-19 yang tak kunjung usai mengakibatkan terjadi perubahan di seluruh bidang salah satunya adalah pendidikan. Anak – anak diharuskan untuk belajar melalui daring (dalam jaringan). Sedang tak sedikit anak – anak yang kurang mendapatkan perhatian karna orang tua yang harus dinas diluar, menyelesaikan segala pekerjaan dan tidak paham akan ilmu pengetahuan. Di sisi lain, pesatnya kemajuan teknologi yang tidak dimanfaatkan dengan baik, mengakibatkan anak anak lebih lihai melatih jari jemari untuk bermain gadget ketimbang belajar dan bercengkrama dengan buku.
Dari sini bangkitlah jiwa para pemuda untuk menjadi sebaik baik manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Dengan adanya pojok baca 7 yang menjadi wadah anak anak untuk belajar dan bermain. Awalnya memang tak mudah, hanya 2 orang yang mau mengikuti karena memang membudayakan anak yang semula gemar main menjadi gemar membaca sedikit sulit. Dari sini kita bangkit bahwa “membaca semudah tersenyum” benar adanya, hingga seiring berjalannya waktu yang tadinya 2 orang kini menjadi 14 orang.
“Belajar sambil bermain” dengan membiasakan sholat Dhuha berjama’ah, membaca buku bersama, dongeng, membaca nyaring, doa bersama sebelum belajar, bermain game, mengaji dan menghafal Qur’an bersama hingga refresh kegiatan yang mulai dibiasakan agar anak anak merasa nyaman dan senang. Di sisi lain, di pojok baca 7 juga mengajarkan mereka untuk menyisihkan uang jajan untuk dimasukkan ke dalam kencleng yang kemudian dibelanjakan untuk faqir miskin serta yatim piatu.
Awal yang sempat membuat pesimis akhirnya berubah menjadi optimis. Karena respon orang tua begitu baik, itulah yang menjadi kebahagiaan tersendiri.
Seperti halnya anak anak yang tadinya anti dengan buku, sekarang menjadi anak yang paling gemar membaca buku. Sempat halu memang, namun nyatanya dengan pembiasaan yang baik, belajar sambil bermain, serta kebersamaan menciptakan bahwa “membaca semudah tersenyum”.
“ada banyak cara kecil untuk meluaskan dunia anak-anak, cinta buku adalah yang terbaik dari segalanya” ~ J Kennedy
Dari sini kita sama sama belajar bahwa buah ketulusan adalah cinta. Kebersamaan mencipta kehangatan dan melunturkan ke egoisan. Keyakinan pada diri akan mencipta perubahan.
Karena jika bukan kita siapa lagi? Jika tidak sekarang kapan lagi?
Hal sulit akan terasa jika dihadapi dengan ketidakpercayaan diri. Layaknya sebuah permasalahan tidak akan terselesaikan hanya dengan difikirkan tanpa adanya tindakan.
Jika kita menanamkan kebaikan pada diri sang anak maka kelak akan tercipta perubahan yang baik. Karena hakikatnya mendidik mereka sama saja melindungi generasi penerus bangsa.
Karena “menjadi baik dan berbuat baik itu tidak perlu alasan apapun. Tinggal dilakukan. Maka, dia akan memantulkan kebahagiaan kepada kita. Membuat damai hati kita. Percayalah, orang-orang yang selalu berbuat baik dengan tulus akan dibalas pula dengan kebaikan.” ~Tere Liye
Bangkitlah jiwa muda! Jangan biarkan ia rapuh!
Tebarkan kebaikan pada semesta, hingga kita benar- benar tahu arti sebuah “keikhlasan”.
Selamat berjuang – karena perjalanan mu masih panjang, pr mu harus diselesaikan~
-Siti Alfiyah-
(Mahasiswa IAIN Metro / Penggiat Sosial /PJ Pojok Baca 7 Fathi Nadia Rumah Baca Komunitas)
2 Responses to Membaca semudah tersenyum